Algojo. Ya, siapapun yang mendengar nama ini, pasti berpikir tentang pria besar, kekar, berotot, yang memegang golok, pedang, ataupun pistol, dengan topeng hitam menutupi wajahnya, mengarahkan senjatanya itu ke arah korban yang sedang tertunduk lemas di balik tempat eksekusi.
Banyak yang mengatakan bahwa, algojo adalah pekerjaan kotor, berdosa, tidak menampilkan kebaikan sama sekali. bahkan, banyak yang langsung memberikan pendapat bahwa, seorang algojo dipastikan masuk neraka.
Dalam sisi Buddhis, kita tidak boleh menetapkan pendapat tentang keberdosaan atau tidak. Dalam salah satu cerita Buddhis, ada juga seorang algojo yang ketakutan setelah mendengar ceramah salah satu Murid Sang Buddha. Algojo itu ketakutan, karena ia telah melakukan segala kejahatan yang ada. Tapi, muris Sang Buddha memberikan dua pilihan :
1. Apakah Pekerjaan sebagai algojo, dilakukan dengan kesenangan. Karena memang seorang algojo itu senang membunuh?
2. Apakah pekerjaan sebagai algojo, dilakukan dengan terpaksa. Karena memang tidak ada pekerjaan lain baginya, selain daripada algojo, yang hanya menerima tugas dari atasan untuk menghukum mati seseorang?
Jikalau algojo tersebut melakukan semua tindakan itu, atas nama keterpaksaan, maka bisa dikatakan bahwa ia tidak bersalah.
Agama Buddha tidak pernah menyatakan seseorang berdosa. Hanya embun ketidaktahuan, yang menutupi dirinya..
Diposting oleh
Berpikir Kritis Ala Buddhis
0 komentar:
Posting Komentar